السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
)الله أكبر ×9 (لا إله إلا الله، والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ
اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أما بعد
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْ تُنَّ إِلاَّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُوْمُهَا
وَلاَدِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ، كَذَالِكَ سَخَّرَهَا
لَكُمْ لِتُكَبِّرُوْا اللهَ عَلَى مَاهَدَ اكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ.
Allahu Akbar 3x Walillahil Hamdu!
Hadirin Jama’ah Idul Adha
Rohimakumulloh
Yang terpenting dalam berqurban
adalah niat mengorbankan jiwa raga kita agar sanggup membebaskan diri dari
pengaruh hawa nafsu, mampu mengendalikan diri sehingga ia tidak terjerumus kedalam
perilaku hidup hedonistic, dan dalam melakukan sesuatu perbuatan, ia hanya
melakukan perbuatan yang benar-benar perlu dan diperlukan; ia bertindak
efisien, disiplin, istiqamah, dan selalu peduli terhadap lingkungan dalam
rangka memupuk kesadaran dan solidaritas. Seluruh aktivitasnya, gerak maupun
diamnya, seluruhnya ia niatkan karena Allah.
Esensi niat karena Allah adalah
memurnikan ketaatan dan kepatuhan hanya kepada Allah sebagai wujud keimanan dan
kesadaran selaku makhluk dan khalifah Allah di muka bumi. Niat karena Allah
mempunyai fungsi antara lain: (1) menumbuhkan kesadaran tentang keberadaan (eksistensi)
Allah , (2) menginsyafkan bahwa ketaatan, kepatuhan, kepasrahan, dan ketundukan
hanya pantas diberikan kepada Allah, (3) menanamkan kesadaran bahwa Allah tidak
membeda-bedakan manusia, tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, majikan
atau buruh, pejabat atau bukan, semuanya dituntut untuk mentaati hukum; yaitu
mengedepankan supremasi hukum; untuk melaksanakan kewajiban, ketentuan, dan
peraturan, seluruh manusia sama di hadapan Allah; iman dan takwalah yang
membuat seseorang dekat dan mulia di sisi Allah. (4) menjadikan Allah sebagai
motivasi dan tujuan hidup dan (5) menghilangkan semua penyakit hati, seperti syirik,
kufur, munafik, takabbur, riya, ‘ujub, dan lain sebagainya.
Keimanan dan kesadaran seperti
ini, akan dapat melakukan apa saja yang diperintahkan Allah SWT, sebagaimana
yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan putranya (Nabi Ismail) pada saat Nabi
Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail maka dengan sangat bijaksana Nabi Ibrahim
minta pendapat Nabi Ismail dan dengan ketulusan hati Nabi Ismail menjawab “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”. Cerita ini diabadikan dalam
Surat Ash Shaaffat ayat 102.
Allahu Akbar 3x Walillahil Hamdu!
Hadirin Jama’ah Idul Adha
Rohimakumulloh
Setelah Nabi Ibrahim merasa
pasti bahwa itu adalah keputusan dan ketetapan Allah SWT, dalam kepastiannya
sebagai pemimpin, sebagai orang kaya, bahkan sebagai orang yang bergelar
Khalilullah, sebagai orang yang mempunyai kedekatan dengan sumber hukum dan
sumber kebijakan. Tidak sedikitpun tersirat di hati Ibrahim dan keluarganya
agar mereka diperlakukan secara berbeda dalam melaksanakan peraturan dan
ketentuan Allah SWT. Karena Nabi Ibrahim dan keluarganya sadar bahwa di hadapan
Allah semua manusia sama; harus taat kepada perintah, taat kepada keputusan
hukum, taat kepada peraturan dan ketentuan Allah SWT.
Kepatuhan dan ketaatan yang
dijiwai oleh semangat pengorbanan karena Allah ini, divisualisasikan
(diragakan) secara simbolik dengan penuh keimanan dan keinsyafan oleh mereka
yang melaksanakan ibadah haji, dan mereka yang melakukan ibadah qurban.
Aktivitas orang yang melakukan
ibadah haji seluruhnya mencerminkan kepatuhan dan ketaatan. Bahkan untuk
mencontoh Rasulullah – mencium hajar aswad (batu hitam) sekalipun mereka ikhlas
dan rela melakukannya karena patuh dan taat kepada Allah. Hal ini, sejalan dengan
apa yang mereka nyatakan dalam talbiyah, Labbaik Allahumma Labbaik (Ya,
Allah ini aku datang memenuhi panggilan-Mu; siap untuk melaksanakan apapun yang
Engkau perintahkan, siap meninggalkan apapun yang Engkau larang! Di dalam
kehidupan pasca ibadah haji, kesiapan inilah yang menjadi salah satu indikasi
penting bagi seseorang apakah hajinya mabrur atau tidak.
Allahu Akbar 3x Walillahil Hamdu!
Hadirin Jama’ah Idul Adha
Rohimakumulloh
Orientasi pengorbanan karena
Allah diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial dan perhatian terhadap
lingkungan. Daging qurban boleh dinikmati oleh orang yang berqurban yang
merupakan nikmat dan anugerah Allah, tetapi sebagian yang lain; didistribusikan
secara adil dan merata terutama kepada mereka yang benar-benar membutuhkan
sebagai bentuk kepedulian sosial dan perhatian terhadap lingkungan. Allah
Berfirman dalam surat al Hajj ayat 28:
Nikmat dan karunia Allah tidak
hanya diterima oleh orang-orang tertentu saja melainkan diterima juga oleh
orang-orang yang berada di lingkungannya, terutama oleh mereka yang berada pada
posisi mustad’afin (lemah ekonominya). Penyakit-penyakit sosial, seperti sikap
apatis, individualistik, egoistik, dan kazaliman-kezaliman lainnya diharapkan
dengan sendirinya akan terkikis melalui proses interaksi dalam kehidupan sosial
yang dijiwai oleh semangat pengorbanan karena Allah, sehingga apa yang disebut
dengan kesenjangan sosial akibat ketidakadilan yang dapat menimbulkan sikap dan
perilaku kriminalitas serta anarkis dan kejahatan-kejahatan ekonomi dan sosial
lainnya dapat dihindarkan.
Allahu Akbar 3x Walillahil Hamdu!
Hadirin Jama’ah Idul Adha
Rohimakumulloh
Tujuan berqurban adalah
taqarrub kepada Allah SWT, yaitu mendekatkan diri sedekat mungkin kepada-Nya
untuk memperoleh rahmat, maghfirah, dan ridha-Nya. Upaya mendekatkan diri
kepada Allah adalah proses yang terus menerus bergerak tanpa henti. maka di dalamnya
pasti terdapat dinamika, terdapat aktivitas, kreativitas, produktivitas, dan
inovasi-inovasi, yang kesemuanya berjalan sesuai dengan aturan dan ketentuan
Allah SWT, berjalan secara efisien, efektif, disiplin, istiqamah, dan manfaat
bagi lingkungannya. Ada dua hal yang terus menerus bergerak dalam proses
taqarrub, pertama terus menerus bergerak tiada henti berzikir kepada Allah, ia
bahkan melakukan تَخَلُّقْ بِأَخْلاَقِ اللهِ(berakhlak
dengan akhlak Allah). Kedua proses internalisasi, melakukan penyontohan dan peneladanan
terhadap sifat dan akhlak Allah, sehingga akal sebagai top eksekutif (presiden)
di dalam wilayah kekuasaan jasmani dan ruhani dapat mengintruksikan kepada
pancaindra dan anggota badan dengan instruksi-instruksi yang telah terilhami
dari Allah SWT, akibat hatinya yang terus menerus berzikir dan takhalluq bi
akhlaqillah maka yang keluar dari anggota badannya – yaitu sebagai tahaqquq
atau realisasi dari zikir dan pikir serta proses peneladanan terhadap sifat dan
akhlak Allah – tiada lain adalah aktivitas-aktivitas, produktivitas, dan
inovasi-inovasi yang positif konstruktif dan berguna yang berwujud
kegiatan-kegiatan yang di dalam bahasa agama disebut amaliyah shalihah yang
pada gilirannya akan membentuk budaya dan kebudayaan yang shalih.
Allahu Akbar 3x Walillahil Hamdu!
Hadirin Jama’ah Idul Adha
Rohimakumulloh
Nilai-nilai semangat dan
sejarah berqurban seperti yang telah kita sebutkan hanya akan menjadi “laksana
mutiara dalam lumpur” manakala kita tidak dapat mewujudkannya kedalam kenyataan
hidup dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sesuai dengan maksud dan
tujuannya, sepatutnya ibadah qurban yang disyari’atkan oleh Allah ini, kita
jadikan sebagai sarana pendidikan; kita jadikan sebagai instrumen atau alat
untuk mewujudkan nilai-nilai intrinsiknya (harkat yang terkandung di dalamnya )
diaplikasikan dalam kenyataan kehidupan kita sehari-hari, sehingga sesuai
dengan sifat dan kemanfaatannya dapat dirasakan secara bersama-sama, terutama
oleh masyarakat dan lingkungan dimana kita berada.
Di samping itu bangsa Indonesia
belum sepenuhnya terbebas dari krisis-krisis yang melanda bangsa ini, seperti
krisis sosial, krisis kepemimpinan, politik, krisis ekonomi, bahkan krisis
moral, krisis nilai, ajaran, solidaritas sebagai bangsa, krisis kepercayaan,
krisis kejujuran, dan semangat pengorbanan. Nampaknya, kita sangat membutuhkan
semangat pengorbanan dan solidaritas, agar kita dapat keluar dan terbebas dari
segala bentuk krisis yang sedang kita alami. Oleh karena itu, dalam kesempatan
yang berbahagia ini, saya selaku khatib mengajak “Hari Raya Idul Adha dan
penyelenggaraan ibadah qurban kali ini, kita jadikan momentum untuk mewujudkan
nilai, ajaran, semangat pengorbanan karena Allah, dan solidaritas, baik sebagai
bangsa Indonesia, maupun sebagai umat Islam sebagaimana yang telah ditunjukkan
oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Kepada mereka yang menunaikan
ibadah haji, semoga hajinya bermanfaat sebagi haji yang mabrur. Kepada mereka
yang kini dilanda berbagai musibah dan kesulitan semoga Allah memberikan
kesabaran dan segera membebaskan mereka dari kesulitan-kesulitan yang mereka
alami.
Kita ucapkan do’a semoga kita
dan mereka yang berqurban karena niatnya yang tulus ikhlas, amal ibadahnya bermanfaat,
dosa dan kesalahannya diampuni, segala usaha dan aktivitasnya diberkati,
pengorbanannya yang berdimensi vertikal dan horizontal, yang berdampak kepada
harmonisnya kehidupan sosial, mendapatkan anugerah dan ridha Allah SWT. Amin yaa
rabbal ‘alamin.
جَعَلَنَا اللهُ مِنَ
اْلمُتَقَرِّبِيْنَ وَاْلمُتَّقِيْنَ .
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ والْذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ . وَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
خطبة
الثانية
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ
كَثِيْرًا وَسُبحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثـَنّىَ بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ
ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُّمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ الَلهُّمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّينِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. الَلّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبّنَا آتِناَ فِى الدّنيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ
! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُناَ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar :
Posting Komentar